Menjelang PIlGUB NTT 2018, Politisi Elit Senayan Bergegas “Pulang Kampung” & “Mencalonkan Diri”. Apa Mereka Pemimpin yang Ditunggu ?

Pulang ke kampung  adalah agenda bagi wajib bagi setiap orang, yang mana sebagai bentuk kecintaannya akan kampung halamam  tempat tempat ia dilahirkan. Tentunya sebagai manusia yang tak mau di sebut “Kacang lupa kulit”, maka agenda pulang kampung halaman, itu sebuah tuntutan yang harus dilakukan oleh siapapun di belahan di bumi ini. Agenda ini biasanya dilaksanakan pada masa liburan, karena di momen seperti inilah orang-orang mengabdikan dirinya di negeri orang akan bebas dari setiap tugas dan pekerjaan yang diembannya. “Hujan Emas di Negeri Orang, Hujan Batu di Negeri Sendiri”, Pepatah ini mengingatkan kita bahwa sesukses apapun kita di tanah perantauan tetap jangan lupa dengan kampung halaman kita sendiri. Tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan, tempat kita pertama mengenal dunia, tempat orang tua, sanak-saudara, dan para leluhur kita berasal. Oleh karena itu ini adalah sebuah keharusan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun, kecuali manusia tak tahu induk semangnya berasal.

Berbicara soal pulang kampung maka saya tertarik untuk mengulas soal para “Politisi Senayan” (Wakil Rakyat) yang mengagendakan waktu pulang kampung di momen menjelang Pemilihan Guberrnur NTT  di tahun 2018 nanti. Memang  sih, ketika kita merujuk pada penjelasan saya diatas maka adalah hukum wajib bagi orang NTT dimanapun ia berada, kecuali Anggota DPR RI tersebut mengaku berasal dari Jawa….hehehehehehehehe.

Tetapi ada suatu yang menganjal dalam benak saya dan masyarakat NTT khususnya, Kenapa nanti momen ini ya? Se-spesial apa  sih momen tersebut sehingga harus memaksa mereka untuk balik NTT?. Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut saya coba mengulas kenapa pertanyaan itu ada di benak masyarakat. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah utusan rakyat atau Penyambung Lidah Rakyat kepada pihak eksekutif atau pemerintah demi pemenuhan segala aspek yang mensejahterakan rakyat.

Berangkat dari fungsi dan tugas dasar DPR di Indonesia yaitu 1)  Fungsi Legislasi yakni Menyusun , membahas Rancangan Undang-Undang dan menetapkan bersama presiden. 2) Fungsi Anggaran  yakini memberikan persetujuan atas Rancangan Undanng-Undang tentang APBN yang diajukan Presiden dan 3) Fungsi Pengawasan yakni melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah.

Dari tiga poin tersebut kita patut mengakui bahwa kehadiran anggota Dewan Perwakilan Rakyat, menjadi sangat penting dalam menjaga stabilitas dan eksistensi pemerintah Indonesia. Dimana sistem pemerintah yang “Demokrasi” yang mengedepankan tiga tiga semboyan “ Dari Rakyat”, “Oleh Rakyat” dan “Untuk Rakyat” akan benar terealisasi di negeri tercinta ini, oleh adanya DPR sebagai wakil rakyat. Namun ketika kita mengartikan DPR sebagai perwakilan  suara rakyat untuk diteruskan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti maka,  kitapun mengganggap mereka adalah “Penyelamat Negeri” ini dari segala penderitaan apapun yang dialami masyarakat. Karena fungsinya adalah penyambung lidah rakyat maka, akan tidak etis jika seorang anggota DPR hanya bisanya berdiam diri, mementingkan diri sendiri apalagi hanya duduk, dengar, dan pulang.

Saya tertarik dengan kutipan lagu seorang aktivis sekaligus musisi “Iwan Fals” yang mengatakan bahwa “ Wakil Rakyat Seharusnya Merakyat. Jangan Tidur Waktu Sidang Soal Rakyat”. Pernyataan ini menjadi pukulan keras bagi seorang anggota DPR jika mereka tidak bisa menyalur “Aspirasi Rakyat” sesuai amanah yang dipercayakan kepadanya.

Nah sekarang mari kita lihat propinsi NTT. Sudahkah Anggota DPR RI asal NTT mewujudkan amanah tersebut? Propinsi NTT, tergolong propinsi yang tidak lagi disebut “Muda” dalam ukuran propinsi-propinsi yang ada di Indonesia. Selain itu propinsi NTT terkenal dengan “Propinsi Miskin” dan “Tertinggal” dari segala sektor yang ada. Yang lebih parahnya lagi, beberapa waktu lalu masyarakat  NTT harus menerima sindiran pahit dari MENDIKBUD RI  mengatkan kekhawatiranya jika NTT di jadikan Sampel Indonesia di Mata Dunia dalam hal pendidikan. Tentu ini hal yang “Memalukan” dan “Pukulan telak” bagi semua masyarakat NTT .

Lalu Kita Bisa Apa? inilah fakta yang harus kita terima bahwa tingkat SDM kita di bawah rata-rata.  Hal ini berdasarkan penilaian “Indeks Pembangunan Manusia” (IPM) secara  Nasional. Ini bukan sebuah spekulasi yang sengaja dilontarkan tetapi memang didukung dengan data statistik  IPM tahun 2010-2016.  Dimana menunjukan propinsi NTT hanya bisa memperoleh rangking di atas 30 besar dari 33 propinsi. Sekarang pertanyaannya, Siapakah yang patut kita Persalahkan? Pemerintah (Presiden, Gubernur, dan Bupati), Guru, Anggota DPR RI, DPD, atau masyarakat NTT yang harus bertanggungjawab atas masalah ini? Atau kita saling menyalahkan satu dengan yang lain, sekedar bercuci tangan atas apa yang menjadi tanggung jawab kita. Dengan  adanya masalah ini membuat kericuhan, protes, dan  demo besaran-besaran di kalangan masyarakat NTT. Orang NTT tidak menerima atas penyataan MEDIKBUD RI tersebut  namun tetap mengakui jika Propinsi NTT memang benar benar tertinggal dari segala aspek karena masalah fasilitas (teknologi dan komunikasi), sarana dan prasarana serta infrastruktur yang tidak mendukung bagi orang NTT untuk bisa mengimbangi daerah lain di Indonesia.

Lalu layakkah kita salahkan pemerintah pusat? Atau masih beranikah kita menyebutkan kalau orang besar NTT (Anggota DPR RI)  di Pusat Ada? Jadi bagi saya, penyebab utama ketertinggalan NTT adalah anggota DPR kita, yang hanya bisa menampung aspirasi rakyat, lalu diam dan tidak bisa bertindak apa-apa di pusat. Jadi bagi masyarakat NTT berhentilah bicara masalah tidak ada “Pemerataan” kalau perwakilan kita di DPR Pusat tidak bisa menyuarakan segala ketertinggalan kita. Mendingan mari kita “Introspeksi Diri” dan mempersalahkan diri kita, kenapa harus mengutus mereka untuk perwakilan suara kita ke Pusat?  Dan juga untuk Apa kita harus menyalahkan pemerintah pusat, jika suara kita  tidak di teruskan ke telinga mereka oleh  anggota DPR? Sia-sia kan? Jadi  jangan buang-buang waktumu untuk persalahkan pemerintah pusat tetapi persalahkan diri kita, orang-orang utusan kita kalau kita mau maju dan berubah. Karena jika  semakin kita berperang melawan pemerintah pusat, maka Anggota DPR RI asal NTT  akan tersenyum lebar  dan berterima kasih karena tugas dan tanggung jawab mereka sedikit terbebaskan

Lalu kembali ke topik pemilihan Gubernur NTT. Masyarakat NTT tentunya menginginkan “Pemimpin Pembawa Perubahan” yang bisa membawa NTT keluar dari permasalahan ketertinggalan. Tolok ukur orang NTT dalam memilih pemimpin tersebut adalah “Rekam jejak” para kandidat sebelumnya. Hal ini perlu, sehingga masyarakat NTT bisa “Tepat” menjatuhkan pilihannya pada pemimpin yang mereka anggap bisa mengatasi segala permasalahan yang ada.

Menariknya, menjelang Pemilukada NTT, petinggi-petinggi NTT di Pusat mulai melakukan gebrakan “Pulang Kampung” untuk memantaskan dirinya menjadi figur pemimpin yang di tunggu. Hal ini yang membuat banyak pertanyaan muncul di kalangan masyarakat seperti Kok Mereka Masih Ada Ya? Siapa Mereka? Dimana mereka kemarin saat kita membutuhkan pertolongan? Apa bisa  benar-benar bisa membawa NTT kearah yang lebih baik? Suara kita kemarin sudah dijawab belum ya?

Tentu berbagai pertanyaan menyerang ini, wajar saja muncul di benak masyarakat NTT. Karena para petinggi NTT lebih banyak menghabiskan waktunya di Senayan yang penuh dengan segala kecanggihan. Hampir-hampir  nyaris lupa sama kampung halamannnya sendiri yang penuh dengan penderitaan, ketertinggalan, kemiskinan dan sebagainya, karena keasyikan menikmati kemewahan di Kota Metropolitan. Saya pikir hal ini wajar saja sebagai manusia yang ingin merasakan perkembangan dan kemajuan IPTEK di kota besar. Tetapi itukah yang menjadi Amanah Rakyat NTT? Tentu agenda pulang kampung dan mencalonkan diri di Pilgub NTT adalah hak setiap warga negara Indonesiauntuk “Dipilih” dan “Memilih”.Namun bagaimana kalian bisa memantaskan diri, jika banyal waktumu dihabiskan di Kota Metropolitan? Perlu Diingat,Masyarakat Tidak Bodoh Lagi”. Rekam jejakmu yang akan di nilai oleh masyarakat. Sekarang kalian boleh mengatakan bahwa berbuat untuk Rakyat NTT adalah urusan nanti ketika anda terpilih. Apakah itu  Argumen dan Bukti yang Bisa Dipercaya? Jika iya, tunjukan bukti rekam jejakmu sebelumnya agar bisa dijadikan pedoman bagi masyarakat NTT agar mereka tidak meragukan kualitasmu.

Kalian dipercaya kemarin, itu sebagai “Wakil Rakyat NTT” bukan “Wakil Pemerintah NTT”. Jadi sebagai wakil rakyat, perlu digarisi bawahi bahwa kedekatan kalian dengan masyarakat kecil itu yang diutamakan. Waktu kalian seharusnya lebih banyak di  masyarakat untuk mendengar dan mengumpulkan  setiap kendala dan keluhan masyarakat NTT, lalu meneruskan kepada yang dituju. Bukan hanya pulang ketika saat NTT melakukan penjaringan Kepala Daerah, Gubernur, atau Wakil Rakyat (DPR). Sehingga sangat pantas  dan layak jika  terjadi polemik dan pandangan buruk di kalangan masyarakat kecil. Namanya masyarakat “tak pernah ada kata salah”.heheehhhhehehe

Jika para politisi  mengatakan “Politik itu Bisa Mencuri Momen”. Mungkin masyarakat akan mengatakan bisa, jika memang kinerja dan kualitasmu  sudah benar-benar teruji sebelumnya. Karena sekali lagi saya tegaskan masyarakat NTT tidak butuh “Pemimpin Musiman” yang tinggalnya di Jakarta lalu mau datang memantaskan dirinya untuk memimpin NTT.  tetapi “Politik adalah Investasi”.. Investasi tersebutlah yang dibutuhkan masyarakat NTT untuk menilai rekam jejakmu, kinerjamu , ataupun kualitasmu.  Ya walaupun ada yang mengatakan kalau mengharapkan imbalan berarti melakukan sesuatu tidak tulus.hehehehhe. Namun namanya politik hal tersebut yang harus ditunjukan kepada masyarakat kecil. Karena target utamanya adalah “Merebut kekuasaan”. Yang penting investasinya benar-benar terasa manfaatnya dan dilakukan dengan cara yang sehat dan terpimpin.

Perlu kita ketahui bahwa anggota DPR RI asal NTT  berdasarkan pemilihan legislatif tahun 2014 sebanyak 13 Orang. Ke 13 kursi yang tersedia di DPR Pusat tersebut diwaklili oleh PDIP (2 kursi), Nasdem (2 Kursi), Golkar (2 kursi), Demokrat (2 kursi), PAN (2 Kursi) Hanura (1 Kursi), dan  Gerindra (2 kursi). Para kontestan yang mengaku siap bertanding di PILGUB NTT, ada tiga orang  yang berasal dari Anggota DPR RI asal NTT tersebut.  Mereka adalah Benny Kabur Harman (Partai Demokrat), Viktor Bungtilu Laiskodat ( Partai Nasdem) dan  Josef Nae Soi (Partai Golkar). Semuanya adalah figur-figur hebat orang NTT di Senayan, yang walaupun rekam jejaknya masih di pertanyakan oleh sebagian masyarakat.

Untitled

Namun disini saya tidak “Memprovokasi” kepada siapapun, untuk mendukung ataupun tidak terhadap tiga figur diatas. Semuanya kembali kepada masyarakat yang menilai. Karena Nasib NTT lima tahun kedepan (2018-2023) di tentukan oleh pilihan yang kita jatuhkan di PiLGUB 2018 nanti. Siapapun yang terpilih entah ketiga Anggota Dewan Terhormat diatas ataupun kandidat lainnya, itulah “Gubernur Kita” yang akan membawa NTT kearah perubahan serta lebih baik dan bisa bersaing di skala Nasional. Namun yang lebih terpenting adalah Gubernur yang dipilh bisa mensejahterakan masyarakat NTT dan menjadikan NTT terlepas dari segala ketertinggalan. Semoga.

(Peter Djawa).

Komitmen & Loyalitas Kini Hanya Sebatas Janji Manis “Warna Bisa Jadi Berubah, Jika Kepentingan Diri Tidak Dipenuhi”

Perubahan warna hidup bagi seseorang dalam hidupnya merupakan hal yang penting bagi dirinya. Dimana dengan hidup yang penuh “Warna-Warni” seseorang akan mendapakan banyak pengalaman sekaligus mengerti tentang makna hidup yang sesunggunya.

Tentunya merubah warna hidup adalah sesuatu yang tidak mudah dan pilihan yang sulit bagi seseorang karena ia harus bergabung dengan suasana dan kondisi yang baru. Dimana sesuatu yang baru tersebut belum tentu sama atau sesuai yang dengan apa yang diharapkan. Namun untuk mendapatkan warna hidup yang baru terpaksa seseorang harus berusaha  untuk berubah  baik pola pikir, tingkah laku, karakter, watak, serta hal-hal lain yang  membuatnya nyaman dan bisa di terima di lingkungan tersebut. Hal ini menjadi resiko terbesar yang harus diterima seseorang, karena   segala pilihan pasti punya konsekuensinya. Memaksa untuk kembali ke gaya lama adalah sesuatu yang tidak mungkin karena ia sudah berkomitmen untuk “Berubah”

Berbicara soal perubahan warna saya tertartik  untuk mengulas realita yang terjadi jelang pemilihan Gubernur NTT 2018 Nanti. Ketertarikan saya bukan soal pilihan seseorang akan warna politiknya tetapi komitmen seseorang terhadap pilihan politiknya. Hal tersebut  seperti yang terjadi pada politisi elit NTT yang katanya bisa diandalkan namun hanya sebatas tanda tanya.

Sebut saja politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasca penetapan kandidat yang akan diusung menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubenur oleh pimpinan partai ibu Megawati Soekarnoputri, seakan membuat perang besar di internal partai. Bagaimana tidak? setiap kader partai yang mengaku punya loyalitas dan pengorbanan  yang tinggi terhadap partainya terpaksa harus menerima keputusan pimpinan partai yang menetapkan Marianus Sae dan Emi Nomleni menjadi Cagub dan Cawagub untuk diusung dari partai Penguasa Indonesia tersebut.

Parpol-Indonesia-678x381

Kekecewaan sebagai kader partai terpaksa harus dirasakan, karena Marianus Sae dan Emi Nomleni adalah bukan kader partai PDIP yang berjuang untuk membesarkan PDIP selama ini. Alhasil para kader yang tersisihkan tersebut mulai angkat kaki satu persatu untuk mencari panggung dan rumah baru. Berpaling dari partai penguasa NTT dan Indonesia tersebut. diawali oleh  Raymundus Fernandes kader Partai PDIP yang sekarang menjabat sebagai Bupati TTU. Raymudus secara terang-terangan menyatakan diri siap mendukung pasangan Victor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi (Victory-Joss) yang diusung dari  partai Nasdem, Golkar dan Hanura di Pilgub 2018. Keputusan itu dilontarkan  Raymundus di saat Deklarasi Victory Joss di lapangan Lasitarda Lasiana Kupang. Setelah Raymundus datang lagi tokoh-tokoh  lain PDIP  ke paket Victory-Joss seperti : Honing Sani, Daniel Tagu Dedo dan diakhiri dengan Kriston Blasin. Kristo Blasin adalah mantan wakil ketua DPRD NTT utusan dari partai PDIP.

Raymundus Fernandes dan Kristo Blasin adalah politisi senior sekaligus kader partai PDIP yang pang paling lama di partai tersebut. Karena pertimbangan pengorbanan  yang begitu besar untuk membesakan PDIP di NTT, serta didukung dengan  kekecewaan karena tidak diusung di Pilgub NTT 2018 maka keputusan pindah dukungan politik adalah keputusan yang bulat bagi mereka.

Lalu Pertanyaannya, Apakah  pindah dukungan ini, langkah yang tepat bagi kader partai PDIP tersebut?

Mungkin semua orang memiliki pandangan yang berbeda soal ini, karena mungkin ada yang beranggapan bahwa itulah hak politik mereka jadi harus dihargai. Ada pula yang mengatakan bahwa itu bentuk pelampiasan dan ungkapan kekecewaan mereka sebagai kader partai, karena figur yang diusung adalah non kader PDIP. Dan  ada juga yang mengatakan bahwa para kader tersebut punya ambisi yang tinggi, yang mengutamakan kepentingan pribadi, punya komitmen dan daya juang yang rendah.

Dari berbagai pandangan tersebut, saya hanya mengatakan bahwa ini adalah langkah yang “Tepat” jika partai PDIP sudah mentelantarkan figur-figur tersebut dan pengusungan kandidat tidak melalui mekanisme kepartaian yang  mementingkan asas Kolektif Kolegial. “Tidak tepat” jika ini hanya murni ungkapan kekecewaan saja karena tidak usung lalu pilih pergi mendukung figur dari partai lain. Okelah jika kalian mengatakan ini hak politikmu, namun dimanakah komitmen dan harga dirimu sebagai kader. Kemarin di Pilpres, Pilgub, Pileg dan Pilkada kalian sudah mati-matian menghipnotis masyarakat dengan rayuan gombalmu dengan mengatakan bahwa Partai PDIP yang terbaik dari semua partai yang ada, tetapi sekarang kok malah pergi, hanya karena kepentingan pribadimu tidak dipenuhi.

Lalu mau salahkan Ibu Megawati atau Pak Marianus Sae?

Sebagai ketua Partai saya pikir ibu Megawati sudah mempertimbangkan secara matang. Yang mana ia memilih figur yang punya kinerja bagus berdasarkan hasil survei. Hal ini karena ibu Megawati memperhitungkan peluang menang dan elektabalitas partai. Pak Marianus Sae bisa mendaftarkan diri ke partai PDI Perjuangan hanya karena partai tersebut memberikan ruang kepada beliau untuk mendaftar. Sebagai kader saya pikir tidak perlu harus merasa risih atau tersisihkan. Karena pak Marianus Sae mengikuti berbagai tahap seperti yang kalian ikuti dan layak ia mendapatkan hak yang sama seperti kalian. Alhasil mungkin pak MS dinilai oleh masyarakat lebih layak untuk memimpin NTT, jadi siapapun kader harus siap terima jika Marianus Sae diusung dari PDIP.

Selain itu, keputusan para kader PDIP tersebut akan menimbulkan tanda tanya besar dalam diri masyarakat. Masyarakat tentu akan kebingungan dengan sikap para politisi yang seperti ini, dimana yang kemarin mereka siap melakukan apa saja untuk memenangkan PDIP di berbagai ajang, ko sekarang malah pindah partai dan membuka aib partai yang dulunya dibanggakan. Memalukan Bukan? Lalu masih pantaskah kalian memberanikan diri tampil di depan masyarakat, dan mengatakan bahwa partai barumu  dan kamu pantas untuk dipanuti?

Kalian saja tidak bisa dipercaya, lalu masih sempat mengajak masyarakat untuk mendukung figur tertentu.”Benahi Dulu Konsitensimu Baru Ajak Masyarakat”. Jangan Menipu kami masyarakat kecil untuk memenuhi kepentingan pribadi,atau golonganmu.

Tetapi kami akan berterima kasih kepada kalian politisi elit NTT melakukan hal seperti ini. Karena dengan cara yang kalian lakukan, kami masyarakat akan lebih mudah mengenal figur mana yang berjuang untuk kepentingan rakyat  kecil, dan figur mana yang berjuang untuk kepentingan pribadinya dan golongan tertentu.  Silahkan bergabung dengan Panggung atau Rumah barumu, dan  semoga disana bukan batu loncatanmu dan segala kepentingan pribadimu bisa di akomodir oleh orang yang menerimamu.

Silahkan memilih dan melakukan yang apa saja memuaskan dirimu, karena kami masyarakat kecil sudah tidak  “Mau Di Bodohi” oleh politisi-politisi yang lebih mementingkan diri sendiri. Kami Butuh Figur Yang Peka Terhadap Penderitaan Rakyat, Punya Kinerja Yang Baik dan Benar, Inovatif,  Merakyat, Tegas dalam Kebijakan dan tindakan, serta bebas dari segala KKN. Kami Tidak Butuh Figur yang orientasi politiknya hanya untuk kepentingan pribadinya, golongan dan partai politiknya. “Kami Tunggu Figur Yang Sedikit Bicara Namun Banyak Tindakannya, Yang Beri Banyak Bukti Bukan Menebarkan Janji Manis Yang Tak Pasti Direalisasikan”.

(Peter Djawa)

Natal Adalah Hari Kelahiran “Tuhan” Umat Kristiani. Benarkah, jika ini Alasan Mendasar Umat Muslim Haram Memberi “Ucapan Selamat Natal” kepada Umat Kristiani ?

59730334812-pohon_natal

Perayaan Natal merupakan sebuah momen penting bagi umat kristiani termasuk saya secara pribadi. Mengapa penting? karena menurut  saya, semuanya tergantung bagaimana kita memaknai Natal itu sendiri. Natal itu penting karena dengan dengan perayaan natal kita mengenang kembali hari kelahiran seorang “Mesias” Sang Juru Selamat umat manusia dari segala dosa dan kekilafan yang kita lakukan.

Kehadiran Yesus yang saya imani sebagai “Tuhan” disebabkan karena  berkaitan dengan kronologis kedatangannya. Dimana kedatangan Yesus  berdasarkan nubuat  para Nabi-Nabi sebelumnya. Dan kedatangan Yesus sudah diketahui lama  oleh umat Israel melalui para Nabi yang diutus sebelumnya ke dunia. Bahwa akan datang seorang “Mesias”  yang menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa yang diperbuat.

Memang secara histori, kedatangan kedatangan Yesus untuk membebaskan umat Israel dari segala macam penindasan atau penjajahan yang mereka alami. Namun bukan berarti Kedatangan Yesus ke dunia hanya untuk membebaskan bangsa Israel dari belenggu dosa dan penindasan dunia namun untuk segala bangsa yang mengimaninya.

Ada banyak ayat dalam Alkitab yang mengatakan kedatangan Yesus untuk seluruh umat manusia yang percaya kepadaNya. Salah satu seperti yang tertera pada Kisah Para Rasul (10:34)  “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama- Nya.”.

Dari ayat ini kita bisa mengartikan bahwa kedatangan Yesus bukan hanya untuk bangsa Israel namun untuk segala bangsa yang percaya kepadanya yang mau bertobat dari segala dosa yang diperbuat. Memang ketika merujuk pada perjanjian lama bahwa kedatangan Yesus adalah sesuatu yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel.

Hal ini karena pada waktu itu, bangsa Israel hidup di bawah penjajahan bangsa-bangsa dunia, jadi kedatangan Yesus untuk menyelamatkan bangsa israel dari belenggu penjajahan dan dosa yang diperbuatnya (berdasarkan nubuat para Nabi). Dari hal ini munculah pedebatan panjang bagi umat manusia, baik di kalangan sesama kristiani maupun kalangan kristiani dengan umat Muslim atau pemeluk agama lainnya.

Maka dari itu saya coba menguraikan maksud dari hal sudah saya sampaikan diatas, bahwa Yesus datang bukan hanya untuk apa yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel namun untuk segala bangsa. Kita contohkan saja Nabi Muhammad S.A.W adalah nabi terakhir yang diutus Allah ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dalam kepercayaan umat Muslim. Nabi Muhammad dilahirkan dan dibesarkan dikeluarga Arab. Dan pada waktu itu Nabi Muhammad hidup di kalangan masyarakat Arab dan melakukan hal yang luar biasa bagi masyarakat di tempat tersebut. Lalu Pantaskah mengatakan bahwa Nabi Muhammad datang hanya untuk orang Arab. Kan tentu tidak? Karena selepas peninggalanya, para  Nabi punya pengikut yang menyaksikan langsung kejadiannya dan segala sesuatu yang dibuat oleh nabi tersebut, lalu menyebarkan kesaksian ke seluruh penjuru dunia. Makanya hadirlah umat Muslim Indonesia, dan umat muslim di berbagai belahan bumi.

Analogi ini yang menguatkan iman saya bahwa  Yesus itu bukan untuk bangsa Israel namun untuk segala bangsa. Lalu mengapa saya percaya Yesus sebagai Tuhan atau Allah? Dengan tidak merubah makna “ke-Esaan Allah” dalam pandangan agama selain kristiani.

Alasan tersebut akan saya uraikan secara jelas berdasarkan apa yang saya imani yang tidak mampu dijelaskan secara logika akal sehat manusia.

Pertama, Kedatangan Yesus sudah di nubuatkan puluhan abad secara lengkap oleh Nabi-Nabi sebelumnya. baik tentang tanda-tanda kelahirannya, tempat kelahirannya maupun tujuan kedatangannya. “Kedatangannya untuk Menggenapi Nubuat para Nabi Nabi Sebelumnya”. Ini sesuatu yang tidak bisa dibuat oleh manusia biasa, karena “hanya Allah yang bisa melakukannya”. Kalau ada manusia yang bisa melakukan berarti mungkin dialah Tuhan yang nyata yang harus kita sembah.

Kedua, kedatangannya ke dunia tidak melalui proses perkawinan secara biologis yang biasa manusia lakukan, dimana kelahirannya melalui firman yang disampaikan Allah melalui malaikat Gabriel kepada Maria yang pada waktu itu belum pernah dekat dengan lelaki manapun. Dan Maria pun sempat kaget dengan apa yang disampaikan Malaikat Gabriel kepadanya. karena dia tidak habis pikir bagaimana bisa ini semua terjadi padanya. Padahal statusnya masih ”Perawan”. Sehingga karena kepercayaan Maria kepada Allah ia pun berkata “ Terjadilah Padaku Menurut Perkataanmu”. Ini bukti bahwa sikap Maria yang taat dan siap menyambut “Allah Yang Menjelma menjadi Manusia”  yang kemudian dia beri nama “Yesus”.

Ketiga, ketika Yesus Hidup selama kurang lebih 33,5 tahun, banyak hal yang dilakukannya, yang tidak bisa dilakukan oleh manusia siapapun dengan mukjizat-mukjizat sakti Seperti membangkitkan Orang Yang Sudah Mati (Lasarus), , Mengubah Air menjadi Anggur, Memberi makan 5000 orang dengan hanya 2 roti dan 3 ekor ikan sampai makanannya harus sisa berbakul-bakul karena orang-orang tidak sanggup memakannya lagi serta berbagai mukjizat-mukjizat lainnya. Sekali Lagi saya katakan ini “Hanya Allah bisa melakukannya”.

Keempat, Ketika disalibkan oleh orang romawi dan mati di kayu salib iapun bangkit di hari yang ketiga, tanpa meninggalkan jasadnya secara manusiawi. Apakah ada manusia dimuka bumi ini atau  nabi sekalipun yang mati baru 3 hari dikuburkan, lalu bangkit lagi tanpa meninggalkan jejak apapun kecuali kain kafan yang membungkusnya. Jika ada saya butuh pembuktian biar saya bisa tahu kalau Tuhan itu hadir lagi ke dunia dan menjelma menjadi manusia. “Hanya Allah Yang bisa melakukan itu”.

Kelima, Pada saat Yesus datang, umat Israel dan bangsa Romawi masih masih bertanya-bertanya apa benar ini “Mesias Yang Dijanjikan Allah”. Sampai pada saat dia diadili Pilatus pun masih sempat bertanya soal status “Mesias” yang ada dalam diri Yesus berdasarkan nubuat para Nabi. Makanya Pilatus masih-masih ragu jangan sampai ini benar-benar Mesias. Namun karena desakan masyarakatnya dan dia takut kehilangan pamornya terpaksa menjatuhkan   hukuman kepada orang yang tidak bersalah apapun (Yesus) untuk disalibkan. Untuk membuktikan keraguannya Pilatus menyuruh pimpinan prajurit untuk memastikan kematian Yesus. Pimpinan prajurit yang menikam lambung Yesus dan menyaksikan langsung bahwa Yesus benar sudah mati. Sehingga waktu Yesus dikuburkan Pilatus menyuruh prajuritnya untuk menjaga secara ketat makam Yesus. Alhasil di hari ketiga Yesus bangkit sehingga membuat mereka terkejut dan bertanya-bertanya apakah memang ia benar-benar bangkit, atau mayatnya dicuri para rasul. Sehingga penyelidikan juga dilakukan kepada semua orang yang menjadi pengikut Yesus.

Dan hasil akhir prajurit yang menikam membuktikan bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit sesuai nubuat para nabi.  Yesus menyuruh prajurit tersebut menyentuh lambungnya, tangan serta kakinya sehingga prajurit tersebut  menjadi orang pertama selain para rasul Yesus yang percaya  bahwa Yesus adalah anak Allah Yang Hidup, mati dan bangkit diantara orang mati.

Keraguaan yang sama juga bukan hanya bangsa yahudi atau orang orang romawi namun murid Yesus (Rasul Thomas) juga meragukan hal yang sama soal status kebangkitan Yesus. Makanya Yesus membuktikan dengan cara yang sama seperti yang dilakukannya kepada prajurit tersebut.  Sehingga Iapun  bersabda “Berbahagialah Kamu Yang Tidak Melihat Namun Percaya”.

Selain penampakannya kepada para muridnya ,Yesus juga menampakan diri kepada pengikut-pengikut lainnya dan orang-orang orang yang tidak percaya akan kebangkitannya seperti yang terjadi di Galilea dan berbagai tempat lainnya. Dari urain poin kelima tersebut lagi-lagi, saya mau mengatakan bahwa hanya Allah yang bisa membangkitkan dirinya dari antara orang mati, dan bisa membuktikan soal status ke Allahannya kepada semua orang yang percaya maupun tidak.

Keenam, Yang membuat saya lebih mengimani Yesus sebagai Tuhan adalah ajaran yang diberikannya. Dimana hanya Yesus memberikan ajaran kepada umatnya untuk “Mengasihi Musuhnya” (Matius 5: 43-48). Ini membuktikan kasih Allah Yang tiada batas kepada manusia. walaupun kita sudah membuat berbagai kesalahan dosa yang Menyesatkan tetapi kasih Allah tetap abadi kepada kita. Hal tersebut diwujudkan Allah melalui Putranya Yesus Yang Menebus Dosa Kita melalui kisah sengara dan wafatnya dikayu salib. Sehingga Yesus pun berkata “ Tidak ada manusia yang datang kepada Bapa tanpa melalui Aku”. Pernyataan ini membuktikan bahwa Yesus adalah sumber keselamatan umat manusia dari Dosa dan Pemegang Kunci Surga.

Namun dibalik penjelasan saya tadi pasti munculah pertanyaan dimana status ke-Esahan Allah yang jika merujuk  pada konsep “Trinitas” yang diyakini umat kristiani. Tentu bagi pemeluk agama lain, pasti akan berpikir bahwa Allah  ada tiga yang diyakini  umat kristiani. Jawaban sederhana dari saya bahwa “Pemilikiran tersebut keliru”. Allah yang diyakini umat kristiani itu hanya “Satu” namun punya tiga fungsi atau peran. “Allah Bapa” sebagai Pencipta alam semesta, “Allah Putra “sebagai Penebus Dosa Umat Manusia dan “Allah Roh Kudus” sebagai Penerang yang hadir dalam diri umat manusia yang percaya. Ketiga Peran atau fungsi Allah tersebut tergabung dalam  “Satu Tubuh” itulah “Allah Yang  Esa” yang diyakini dan disembah oleh seluruh umat manusia dari pemeluk agama manapun.

Lalu apa hubungan Kelahiran Yesus dengan Ucapan Selamat  Natal yang tidak diberikan yang di berikan Umat Muslim?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan umat Muslim tidak  memberikan ucapan selamat Natal kepada umat kristiani berdasarkan kajian   yang ditulis oleh “Wiwit  Hardi Priyanto”21 Desember 2012 diantaranya sebagai berikut

  1. Ucapan Natal tidak bisa diberikan karena bukan perayaan kaum muslimin

Tentu hal ini akan menjadi aneh bagi umat kristiani, karena kenapa kok Cuma mengucapkan selamat Natal kok sulit ya? bagi umat muslim. Di satu sisi umat muslim dinilai tidak fair dalam menerima keberagaman agama. Namun sisi lain, saya mau menegaskan kepada umat kristiani bahwa semua yang dilakukan pasti punya pertimbangan tertentu yang merujuk pada ayat –ayat Alquran yang mereka yakini

2. Jika umat umat muslim mengucapkan selamat Natal  berarti mereka menyetujui kekufuran orang-orang yang merayakan natal

Poin ini  tentu menjadi alasan mendasar” kenapa orang muslim tidak bisa mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani, karena diantara 2 pemeluk agama ini memiliki pandangan yang berbeda soal kelahiran Yesus Kristus (sebutan Kristiani) dan Isa Almasih ( sebutan Muslim). Orang muslim menyebut kelahiran Isa Almasih sebagai kelahiran seorang “Nabi”, sama seperti nabi nabi lain seperti Abraham, Musa, Salomo, Muhammad dll. Namun pandangan orang Kristiani kelahiran Yesus Kristus bukan sebagai  seorang Nabi biasa namun Sebagai “Tuhan”. Inilah yang menjadi perdebatan hebat kedua pemeluk agama dalam menanggapi status “Ketuhanan Yesus”. Sehingga jika menyampaikan ucapan selamat Natal berarti secara otomatis umat muslim menyetujui bahwa Yesus bukan seorang Nabi tetapi Tuhan sesuai kepercayaan orang-orang kristiani.

Dari pandangan tersebut saya pikir tidak salah bagi kaum muslimin tidak mengucapkan ucapan selamat Natal. Karena semuanya tergantung bagaimana iman mereka memaknai  kedatangan  Yesus ke dunia. Jadi kita sebagai orang kristiani kita harus menghargai dan memahami perbedaan pandangan tersebut. Bukan kita seenaknya mengatakan bahwa umat muslim tidak Toleransi atau apalah. Karena kembali lagi saya katakan semua keyakinan atau Agama itu benar. Tinggal bagaimana kita menyakininya. Masalah perbedaan pandangan kita, itu adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi yang terpenting tidak merubah makna “ke-Esahan Allah” yang kita sembah.

3. Nabi Muhammad melarang mendahului ucapan salam.

Tentu kaum kristiani pasti berpikir seorang Nabi kok melarang umatnya  untuk mengucapkan selamat kepada sesamanya. Jika pemikiran itu ada dibenak kaum kristiani, saya pikir tolong dibuang jauh-jauh karena Nabi manapun yang merupakan utusan Tuhan yang sah, pasti mengajarkan tentang kebaikan dan kebenaran. Jadi larangan Nabi Muhammad tersebut pasti punya  sejarahnya dan pertimbangan tertentu yang tidak kita ketahui kecuali umat muslim yang meyakininya..

4. Jika orang muslim memberikan ucapan Natal berati dia “Menyerupai orang kafir”.

Dikatakan kafir pasti akan menimbukan gejolak hebat bagi kaum kristiani atau pemeluk agama lainnya yang non muslim. Nah disini saya mau katakan bahwa masalah kafir atau tidaknya seseorang bukan manusia yang menetukan atau menghakimi tetapi “Allah Yang Maha Esa”. Sebenarnya yang dibutuhkan di dunia ini adalah bukan kita harus Agama Apa?, tetapi bagaimana kita bisa menjalani hidup kita yang sesuai dengan ajaran  Ketuhanan yang kita yakini. Karena jika orang mengatakan saya kafir, maka saya mungkin mengatakan kepadanya mendingan saya menjadi seorang kafir daripada saya harus punya agama yang hanya mencela satu sama lainnya, menindas satu dengan yang lainnya hanya  karena masalah kepentingan dan  kebenaran atas masing-masing agama  yang diyakini, dengan melakukan hal-hal diluar ajaran “Ketuhanan Yang  Hakiki”.

Semua Agama pasti mengajarkan “Kasih” karena itu ajaran Allah yang disampaikan melalui nabi-nabi yang diutusnya. Jadi buat kaum kristiani tidak perlu merespon hal-hal tersebut selama kita masih  patuh dan taat menjalani hidup kita dengan sesama sesuai pesan Allah yang benar sesuai ajaran agama yang kita yakini.

Namun dibalik  itu, perlu umat kristiani ketahui bahw tidak semua umat muslim memberikan pandangan yang sama terhadap makna Natal. Beberapa kalangan muslimin menghalalkan umatnya untuk memberikan ucapan selamat Natal kepada saudara-saudarinya yang merayakan natal. Hal tersebut seperti pandangan ketua Majelis Ulama Indonesia “Maruf Amin” Jumat(22/12/2017) Jakarta Pusat tentang apakah umat muslim boleh mengucapkan selamat Natal atau tidak. Berikut jawabannya

“Saya kira silahkan saja, yang tidak boleh itu menggunakan atribut Natal,” kata Maruf Amin

Sehingga dia berharap umat muslim Indonesia khususnya  untuk bisa menjaga suasana yang kondusif dalam menyongsong hari raya Natal dan Tahun Baru 2018.

“Kita berharap agar bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, menjaga suasana yang kondusif, hingga suasana Natal dan Tahun Baru, tidak menimbulkan adanya konflik yang tidak perlu,” ucapnya.

Dari pernyataan tersebut kita bisa mengartikan bahwa sebenarnya umat muslim Indonesia tidak semua haram mengucapakan selamat Natal kepada kaum kristiani. Hal tersebut karena mereka menyepakati tanggal 25 Desember itu sebagai hari kelahiran Nabi Isa Almasih bukan “Tuhan” Yesus Kristus yang diyakini umat kristiani. Soal larangan MUI tentang penggunaan atribut Natal bagi kaum muslim saya pikir benar adanya. Karena kita tidak boleh memaksakan saudara saudari kita yang non muslim untuk mengenakan atribut Natal karena mengenakan atribut Natal adalah sesuatu yang “Prinsip” dalam sebuah keyakinan.

Dari uraian saya ini, saya berharap dapat membuka wawasan kita semua baik umat Kristiani maupun non kristiani tentang Makna Natal yang sesungguhnya. Hal ini karena karena perbedaan pandangan kita, ini akan menimbulkan perdebatan yang tak kunjung usai. Segala Perbedaan tersebut adalah sebuah “takdir” manusia yang tidak bisa dibantah, jangankan agama, pribadi, watak serta karakter kita saja berbeda. Apalagi pola pikir manusia.

Jadi pesan saya buat umat kristiani dimanapun berada jangan kita maknai saudara-saudari kita yang tidak mengucapkan selamat natal merupakan tindakan yang tidak toleransi, tetapi kita pahami dulu secara mendalam  mereka melakukan hal demikian. Bebicara toleransi saya pikir saudara-saudari kita non kristiani sudah sangat toleransi. Hal tersebut seperti yang mereka tunjukan lewat cara mereka menghargai dan membantu kita dalam menyuksekan perayaaan natal. Akhirnya semoga keutuhan NKRI tetap terjalin selamanya dan “Selamat Merayakan Natal Bagi Saudara-Saudariku Yang Merayakannya”.

(Peter Djawa)

 

 

 

 

 

Mengadopsi Sosok Ahok Dalam Memuluskan Langkah Menuju NTT 1 Adalah “Gaya Berpolitik Yang Tidak Tahu Diri”

ahok toa

Menjadi populer adalah dambaan setiap orang di muka bumi ini. Dengan popularitas yang tinggi seeseorang akan  gampang  diterima di berbagai kalangan atau lapisan masyarakat dalam situasi  dan kondisi apapun. Tentunya untuk menjadi populer dan viral di masyarakat, seseorang harus melakukan berbagai cara atau trik agar namanya bisa dikenal secara luas. Mulai dari melakukan hal yang paling unik yang menampilkan kualitas dirinya sampai pada hal-hal konyol yang diluar batas kewajaran secara manusiawi. Namun kita tak bisa membantah ataupun melarangnya, karena itulah hak setiap manusia dalam mengaktualisasikan diri di kalangan publik.

Seperti yang kita lihat pada artis-artis kondang Indonesia atau para-para politisi hebat Indonesia. Cara untuk menampilkan dirinya kehadapan publik agar bisa di kenal secara luas yakni,  dengan melakukan hal-hal unik  yang menunjukan skill atau potensi dirinya . Sehingga membuat dirinya terkesan beda dari yang lain,  atau dapat menjadi “Viral” di tengah masyarakat. Cara lain yang biasa dilakukan adalah dengan menumpang lewat  kepopuleran orang lain, seperti dengan menjalin hubungan yang spesial dengan orang yang diaggap populer, atau sekedar berpose bersama dimana dari apa yang tampilkannya ke dunia maya atau nyata, akan membuat dirinya  ikut-ikutan populer hanya gara-gara kedekatannya dengan orang-orang yang dianggap populer dan punya banyak penggemar serta pengikut.

Kita contoh saja Basuki Tjahaja Purnama yang biasa tren disapa Ahok. Ahok sempat menjadi populer dan viral di media sosial belakangan ini. Kesuksesan Ahok membangun Jakarta membuatnya terlihat beda dari pemimpin-pemimpin lainnya yang pernah memimpin Jakarta. Walaupun hanya melanjutkan sisa waktu yang dilepas oleh Pak Jokowi Widodo yang beralih langkah menjadi Presiden RI semasa ia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun di balik itu, Ahok mampu menunjukan kualitasnya sebagai pemimpin yang di dambakan masyarakat. Kesuksekan tersebut didukung dengan kinerja dan program-program yang luar biasa sehingga membuatnya menjadi seorang tokoh yang pantas untuk dipanuti.

Selain itu nama Ahok juga sempat menjadi viral di kalangan publik Indonesia, lantaran atas apa yang diucapkannya yang menyinggung perasaan umat Muslim. Ditengah kepopulerannya melonjak tinggi, Ahok melontarkan pernyataan yang mengkaitkan ayat Almaida dalam sambutannya di Kepulauan Seribu. Walaupun terlihat sepele atau tidak terkesan menyinggung dalam versi Ahok,  namun dengan pernyaatan tersebut membuat namanya semakin populer di mata masyarakat Indonesia yang membencinya, secara khusus di kalangan umat Muslim. Pernyaataan ini bukan membuat elektabilitasnya meningkat malah perlahan-lahan menurun. Banyak pesaing-pesaing politik memanfaatkan ucapan tersebut untuk mendongkrak popularitasnya. Alhasil seorang Ahok yang awalnya populer dan menjadi dambaan masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya harus menerima kekalahan telak dari pesaingnya Anies Baswedan (Gubernur DKI Sekarang).

Bukan hanya itu, Ahok juga terpaksa harus diamankan di jeruji besi lantaran putusan pengadilan yang menyatakan Ahok bersalah secara hukum, yang mana Ahok diklaim telah menista agama Muslim.  yang mana dapat mengganggu toleransi antar umat beragama dan keutuhan NKRI.

Walupun Ahok di penjara namun popularitas tetap meningkat dikalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Peningkatan popularitasnya disebabkan oleh, publik melihat kinerja Ahok yang benar-benar merakyat dan menjawabi dambaan  masyarakat. Sampai ada pernyaatan-pernyataan masyarakat yang mengatakan jika Ahok tidak diterima sebagai gubernur DKI Jakarta mereka siap menerima dan mendukung Ahok sebagai gubernurnya. Peryataan tersebut lebih banyak dilontarkan oleh masyarakat yang berada di daerah Timur Indonesia karena ditengah ketertinggalannya dari daerah-daerah  di Jawa, mereka menginginkan sosok pemimpin seperti Ahok untuk melepaskan daerah mereka dari ketertinggalan.

Hal ini karena dengan ide-ide cemerlang yang dimiliki Ahok yang didukung dengan kinerjanya yang merakyat sehingga, Ahok bisa dianggap sebagai “Malaikat” bagi masyarakat di daerah Timur untuk bisa membangun daerahnya agar bisa mengimbangi kemajauan daerah-daerah lain di Indonesia seperti Jawa.

Walaupun sekarang Ahok di penjara, namun sosok Ahok seakan hadir kembali di pemilihan gubernur NTT. Hal tersebut seperti yang terjadi pada deklarasi calon gubenur dan wakil gubernur  Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023, “Viktor Bungtilu Laiskodat Yoseph Nae Soi, Rabu (21/12/2017) di lapangan Lasitarda Lasiana Kupang.

ini-isi-surat-ahok-untuk-kandidat-di-pilgub-ntt

Sosok Ahok hadir melalui sebuah surat yang  ditulisnya menggunakan tinta emas tinta emas dari dalam penjara Mako Brimob Kelapa Dua, yang dibawa dan dibacakan langsung oleh adik perempuannya Vivi Leti Indah Purnama.

Berikut cuplikan isi surat Ahok tersebut.

20171221093839-1-surat-ahok-untuk-yoseph-nae-soi-001-istimewa

Isi surat diatas mengungkapkan ucapan terima kasih Ahok kepada Yoseph Nae Soi yang telah berjasa dan membantu keluarga Ahok ketika keluarganya di timpa masalah. Selain itu isi tersebut sebagai bentuk rekomendasi Ahok kepada Yoseph Nae Soi jika kelak memimpin NTT nantinya. Yang mana harus dijalankan sesuai amanah  ajaran agama kristiani.

Namun dibalik isi surat yang berasal Ahok tersebut,  muncul  pertanyaan-pertanyaan konyol di benak saya.  Kenapa harus ada nama Ahok di Pilgub NTT? Dan Kenapa harus ada surat Ahok di deklarasi tersebut? Apakah Ahok yang akan dipilih menjadi gubernur NTT atau Viktor Bungtilu Laiskodat  dan Yoseph Nae Soi?

Menghadirkan surat Ahok di acara deklarasi tersebut adalah sebuah hal yang tidak masuk akal bagi saya. Mungkin saya akan dibantah  atau dibenci oleh siapapun yang akan membaca tulisan ini, namun pertimbangan saya kenapa harus ada nama Ahok yang dilibatkan dalam deklarasi politik pra pilgub NTT?

Okelah jika nama Ahok dihadirkan dalam pilgub NTT untuk mencegah diskriminasi Suku, Agama, Ras dan Golongan di kalangan masyarakat  NTT seperti yang telah terjadi di Jakarta dan berbagai daerah lain belakangan ini. Bisa juga nama Ahok dihadirkan demi mempersatukan masyarakat NTT dari berbagai isu perpecahan yang kerap terjadi belakangan ini di Indonesia. Atau  nama Ahok dimunculkan sebagai patokan bagi pemimpin–pemimpin NTT dalam  membangun NTT nantinya.

Tetapi dari surat tersebut telihat murni-murni ucapan terima kasih secara pribadi dan rekomendasi Ahok kepada Yoseph Nae Soi ketika memimpin NNT nanti (jika terpilih).

Pertanyaannya, apakah  dengan adanya surat Ahok tersebut,  bisa menjadi rujukan bagi masyarakat NTT bahwa sesungguhnya  pemimpin NTT yang ditunggu adalah Viktor Bungtilu Laiskodat  dan Yoseph Nae Soi? Jika ada yang mengatatakan iya, berarti dia sedang terhipnotis dengan sosok Ahok yang sukses membangun Jakarta.

Bagi saya secara pribadi, ketika para kandidat Cagub dan Cawagub yang mengadopsi nama orang lain seperti Ahok dalam memuluskan langkah menjadi pemimpin NTT adalah sebuah “Gaya berpolitik yang tidak tahu diri”. Kenapa demikian? Karena bagi saya dengan melakukan hal demikian berarti para politisi NTT sedang menghadirkan sosok lain dalam pilgub NTT agar bisa mencuri hati masyarakat NTT.

Lalu apakah boleh nama Ahok dijadikan rujukan untuk politisi NTT di ajang pilgub NTT? Jawaban sederhana dari saya adalah “boleh” namun rujukan tersebut bersifat pribadi untuk para kandidat dan tidak perlu dipublikasikan. Karena sepopuler apapun ahok dengan kinerjanya  yang bagus itu, tetaplah Ahok dan tidak bisa diganti oleh siapapun. Jangan para politisi terkesan mencuri kepopuleran Ahok untuk memuluskan jalannya sehingga mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat NTT. Itu kan ibarat “Sapi Punya Susu Rusa Punya Nama”.wwkwkwkwkwk

Ibarat sebuah keluarga seorang Ayah dan Anak belum tentu sama dalam hal perilaku, karakter, maupun tindakannya. Karena semuanya tergantung dari  tuntutan jaman dan pergaulan sosial di kalangan masyarakat, walaupun secara genetik mereka masih tergolong dari aliran darah yang sama. Apalagi sifatnya cuma sebatas rekomendasi dari seseorang yang kita kenal karena pergaulan sosial sehari-hari.

Masyarakat NTT sebenarnya membutuhkan kinerja pemimpin yang “bukan hanya mengumbar banyak janji namun  memberikan bukti-bukti konkrit”. Jadi buat para politisi NTT berikan sesuatu yang membuktikan kualitas  dan kinerja anda sebelum- sebelumnya terhadap NTT bukan mengadopsi atau mencuri kepopuleran seseorang untuk mencuri perhatian masyarakat dan memuluskan jalanmu menuju NTT 1. Jangan hipnotis masayarakat NTT dengan sebuah alam mimpi yang tak pasti, apalagi mengadopsi sosok Ahok dalam kampanye politik.

Satu catatan penting, Masyarakat NTT butuh pengabdian dan kinerja kalian ketika terpilih nanti, bukan Ahok yang sekarang ada di pejara. Dan pesan saya untuk masyarakat NTT sebaiknya berhati-hati dengan figur-figur yang mengadopsi nama orang lain karena kedekatanya, dalam kampanye politik karena dengan begitu secara tidak langsung dia sedang menghipnotis kita untuk memilihnya. Namun berusahalah untuk mengenal dan menilai track recordnya sebelum-sebelumnya agar kita “Tidak gampang Tertipu”. Ingat! “NTT butuh Sosok Pemimpin Pembawa Perubahan Bukan Pemimpin Pembawa  Dunia Mimpi Yang Tak Kunjung Pasti”.

(Peter Djawa)

Permasna Kupang Minta Pemda Nagekeo (Wabup) “Tuntaskan Persoalan Nagekeo & Pengadaan Asrama Pemda Nagekeo di Kota Kupang”

 

Perhimpunan Mahasiswa Asal Nagekeo  (PERMASNA) Kupang adalah sebuah organisasi atau paguyuban yang menghimpun semua mahasiswa yang berasal dari kabupaten Nagekeo yang berada di Kupang (Kota dan Kabupaten Kupang). Organisasi ini berdiri pada tanggal 10 Oktober 2007 dengan misi mempersatukan semua orang Nagekeo (secara khusus pelajar dan mahasiswa) yang di Kupang dalam semangat kekeluargaan.

Dalam memperkokoh persatuan dan mempererat tali persaudaraan maka Permasna kupang mengambil moto “ Satu Dalam Perbedaan”. Moto ini di cetuskan dalam rangka mencegah diskriminasi dan pengkotak-kotakan  Ras, Suku dan Agama yang terjadi di kalangan mahasiswa asal Nagekeo dan Anggota Permasna kupang.

Tentunya dalam perjananannya yang sudah menginjak satu dekade ini bukan sebuah hal yang mudah. Pergantian roda kepengurusan pun terus berlangsung setiap tahunnya. Hal ini dilakukan civitas Permasna Kupang dengan maksud untuk menjaga eksistensi organisasi serta upaya pengkaderan yang siap dalam merespon segala fenomena sosial baik yang terjadi di lingkup kabupaten Nagekeo maupun dalam skala Nasional dan Global.

Dalam menjaga stabilitas organisasi maka dalam perekrutan anggota maupun badan pengurus, organisasi ini selalu melibatkan partisipasi dari tujuh OKP lokal yang mengatasnamakan perwakilan kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Nagekeo di Kupang. Organisasi kecamatan tersebut seperti HIPMAB (kecamatan Boawae), HIMPPELKET (kecamatan Keo Tengah), IMAGO (kecamatan Mauponggo), HIPELMAN (kecamatan Nangaroro), HMPW (kecamatan Wolowae), HIPELMAS (kecamatan Aesesa) dan IGMAR (kecamatan Aesesa Selatan).

Demi mempermudah setiap aktivitas organisasi biasanya organisasi  menyewa sebuh rumah yang bisa dijadikan sekretariat untuk melakukan pertemuan, kegiatan-kegiatan organisasi serta menyimpan semua dokumen (iventaris) organisasi. Hal ini menjadi perlu karena mereka beranggapan bahwa dengan adanya sebuah sekretariat mempermudah semua urusan organisasi serta memberikan kepastian kepada semua anggota tentang pusat organisasi tersebut.

Hal ini tentu  dukungan dari pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan, sangat dibutuhkan dalam menjaga kelangsungan roda organisasi. Berbagai upaya sudah dilakukan sebagai bentuk loyalitas mereka akan organisasi tersebut. Namun masih saja terbetur dengan kendala-kendala yang sulit diatasi. Hal ini membangkitkan kerinduan yang menggebu-gebu dari mahasiswa Nagekeo Kupang akan kehadiran Pemerintah Daerah untuk mendengar   setiap persoalan dan kendala  yang mereka hadapi.

Namun Kerinduan  tersebut seakan mendapat angin segar ketika Permasna Kupang mendapat kunjungan dari Wakil Bupati Nagekeo Bapak Paul Nuwa Feto dan salah satu Anggota DPRD Propinsi NTT perwakilan dari Kabupaten Nagekeo, Bapak Jhon Elpi Parera (Partai Nasdem) ke sekretarianya yang bertempat di jalan GOR Oepoi Kota Kupang. Kunjungan tersebut direspon secara baik oleh segenap civitas Permasna Kupang baik anggota, badan pengurus, senior dan alumni.

 

Melalui ketua Permasna Kupang ,Menilius Waka mengatakan mereka sangat merindukan kehadiran Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk bertatap muka langsung dengan seluruh mahasiswa Nagekeo di Kota Kupang. Lebih lanjut Menilius mengungkapkan bahwa, sudah hampir 10 tahun Permasna Kupang berdiri belum pernah dapat kunjungan langsung dari Pemda Nagekeo (Bupati dan Wakil Bupati) di sekretariat Permasna. Sehingga kunjungan ini adalah sebuah kerinduan yang mendalam dan kehormatan  yang besar bagi mahasiswa Nagekeo di Kota Kupang yang walaupun dalam nota bene keadaan sekretariat sangat memprihatinkan.

Dalam tatap muka tersebut ada 2  agenda yang dibahas, diantaranya usulan mahasiswa Nagekeo kepada Pemda Nagekeo untuk mendirikan Asrama Nagekeo yang ada di Kota Kupang dan Seputar persoalan-persoalan yang terjadi  di kabupaten Nagekeo. Diskusi tersebut cukup alot , dimana menghadirkan pemikiran-pemikiran positif, kritik saran  yang membangun serta solusi yang langsung direspon secara baik oleh Wakil Bupati Nagekeo dan Bapak Elpi Parera (Anggota DPRD Propinsi Partai Nasdem).

Dalam membahas topik mengenai usulan mahasiswa tentang pembangunan Asrama Pemda Nagekeo di kota Kupang, mahasiswa memberikan berbagai keluhan dan pertimbangan-pertimbangan mengenai  pentingnya didirikan asrama tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa usulan mereka kepada Pemda Nagekeo untuk pengadaan tanah, dan pembangunan Asrama  sudah  dilakukan berulang-ulang melalui proposal yang di kirim ke Bupati Nagekeo. Namun tidak pernah direspon oleh pihak Pemda. Sehingga tingkat kepercayaan mereka akan Pemerintah Nagekeo menjadi berkurang.

Usulan tersebut didasari pada: 1) dengan kehadiran asrama Pemda Nagekeo di Kota Kupang akan mempermudah mereka dalam merangkul semua anggota Permasna yang tinggalnya selama ini  terpisah. 2) dapat membantu mahasiwa nagekeo untuk urusan akademik karena dengan adanya asrama Nagekeo akan membantu mereka untuk membantu teman-temannya, jika mengalami kewalahan dalam penyusunan Tugas Akhir (skripsi) atau urusan akademik lainnya .

Selain itu dengan adanya asrama juga bisa digunakan sebagai sekretariat. Karena berdasarkan pengalaman, selama ini Permasna Kupang sangat kewalahan dalam mencari lokasi sekretariat. Sekretariat harus harus di sewa setiap tahunnya dengan biaya yang relatif mahal dalam ukuran mahasiswa, sehingga untuk mewujudkan hal tersebut Permasna Kupang terpaksa menyewa sekretariat yang murah ataupun terpaksa harus tinggal gratis dengan kondisi yang memprihatinkan. Hal tersebut seperti yang terjadi pada sekretariat Permasna sekarang yang disaksikan langsung pak wakil Bupati dan Bapak Jhon Elpi Parera.

Keluhan tersebut langsung ditanggapi pak wakil bupati (Paul Nuwa Feto) yang mengatakan sampai saat ini beliau baru mengetahui bahwa Permasna Kupang pernah mengirim proposal ke Pemda Nagekeo (Bupati). Sehingga ia mengatakan bahwa ia akan berusaha menjawabi maksud baik tersebut. Untuk itu ia meminta Permasna kupang untuk segera mengirim  proposal dan membuat tembusan ke wakil bupati agar dapat ditanggapi maksud tersebut.

Berikut kutipan tanggapan wakil Bupati Nagekeo, Bapak Paul Nuwa Feto

“Saya baru tahu jika Permasna Kupang pernah mengirim proposal ke Bupati, untuk itu  saya meminta Permasna Kupang untuk mengirim proposal dengan tembusan wakil Bupati Nagekeo. Saya janji akan akan mengusahkan  pengadaan sekretariat bagi Permasna Kupang” Ucap Paul Nuwa Feto.

Terkait dengan permasalah yang terjadi di Kabupaten Nagekeo,  mantan ketua Permasna Kupang Yolan Medho mengangkat  soal waduk Lambo, masalah pembangunan kantor DPRD Nagekeo yang siap di eksekusi bangunannya, masalah Mbay Kiri dan masalah pembangunan infrastruktur di Nagekeo yang kejelasannya dipertanyakan.

Lebih lanjut salah salah seorang mahasiswa Nagekeo yang enggan namanya di sebutkan mengangkat tentang permasalahan peningkatan sumber daya manusia karena pada saat kampanye bupati dan wakil bupati sempat berjanji untuk memberikan beasiswa untuk melanjutkan S1 tetapi sampai sekarang tidak terealisasi dan ia juga mengkritik soal anggaran untuk pertandingan bola kaki di Eltari Cup kemarin yang mengeluarkan anggaran begitu besar dalam kondisi Nagekeo yang masih amburadul. Selain itu ia mengusulkan untuk meningkatkan potensi budaya, pertanian dan ekonomi dll.

Berbagai kritik dan saran tersebut langsung di ditanggapi oleh bapak Jhon Elpi Parera yang mengatakan bahwa “ Dalam kondisi kabupaten yang baru mekar jadi butuh penyesuaian dan adaptasi terkait  berbagai masalah di Nagekeo”. jelas Parera.

Kritikan tersebut juga ditanggapi  oleh Wakil bupati Nagekeo  mengatakan bahwa          “Mahasiswa Nagekeo yang ada dikupang tidak perlu merasa pesimis  dengan berbagai persoalan yang terjadi di Nagekeo.  Segala persoalan yang sedang di hadapi masih dalam proses penyelesaian misalnya  masalah waduk Lambo  sekarang sedang ditangani langsung oleh staf ahli presiden bapak Goris Mere”  sehingga Permasna jangan pesimis melainkan ikut serta memberikan ide, pikiran serta solusi demi menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk kesejahteraan kabupaten Nagekeo. ucap Paul.

 

Hal senada juga dikatakan ketua Permasna Kupang, Menilius Waka  “bahwa di tengah persoalan yang terjadi butuh konsilidasi ide dan harus bersama dengan para tokoh adat, masyarakat, pihak Pemda, akademisi, dan mahasiswa agar mampu menemukan solusi yang solutif” kata Menilius.

Namun berbagai kritikan pedas terhadap kinerja Pemda Kabupaten Nagekeo mendapatkan apresiasi dari wakil bupati dan bapak Elpi Parera. Mereka sangat senang bisa berkumpul bersama mahasiswa mendengarkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kemajuan kabupaten Nagekeo. Ya semoga diskusi tersebut membuahkan hasil yang mengesankan, tidak sebatas janji politik menjelang pemilukada 2018 melainkan ucapan tersebut benar- benar tulus dari hati bapak Paul Nuwa Feto selaku Pemda kabupaten Nagekeo dan bapak Elpi Parera selaku penyalur aspirasi yang mewakili masyarakat kabupaten Nagekeo.

(Peter Djawa)

 

 

 

 

Natal Momen Berbagi Kasih Seraya Menggali Suara Hati #Waspada Politik Natal#

gambar Natal

Perayaan Natal bagi umat kristiani di seluruh dunia tinggal menghitung hari saja. Tentunya dalam menyambut Natal, umat kristiani sudah pasti disibukan dengan persiapan berbagai ornamen atau atribut-atribut Natal. Hal tersebut dilakukannya sebagai ungkapan kegembiraan mereka dalam menyambut   Sang Juru Selamat  “Mesias” yang datang di tanggal 25 Desember nantinya.

Selain Atribut Natal umat kristiani juga dihimbau untuk mempersiapkan hati dan dan batin mereka. Karena sesunguhnya perayaan Natal  itu, tidak selalu dirayakan dengan sesuatu yang serba mewah dan luar biasa melainkan yang terpenting bagaimana umat kristiani dapat menyambut Sang Juru Selamat dengan hati yang “Damai”.

Kedamaian Natal tersebut ditunjukaan dengan, tutur kata, sikap dan perilaku manusia  yang sesuai etika dan norma yang berlaku di masyarakat.  Hal tersebut sebagai bukti bahwa umat beragama yang patut dan taat terhadap ajaran agama yang dianutnya.

Disamping itu dengan  suasana batin  yang Damai berarti secara otomatis umat kristiani siap menyambut menyambut “Bayi Mungil” yang akan datang  menebus dosa dan menyelamatkan umat manusia dari segala kekhilafan dan dosa.

Namun Makna Natal di tahun 2017  bisa saja djadikan Momen Berbagi Kasih  seiring  momen Menggali Suara Hati”. Mengapa Demikian? Tentu  anda pasti akan membatah setiap pernyaatan saya tadi. Nah maka  dari itu saya coba mengulas pernyataan saya tadi.

“Momen Berbagi Kasih”  adalah sejatinya makna natal. Karena sebagai cipataan Tuhan yang paling mulia kita dituntut untuk  menanamkan hukum cinta kasih dengan sesama di sekeliling kita. Pandangan ini dilandaskan bahwa Manusia diciptakan serupa dengan Allah. Atau manusia adalah “Citra Allah”.

Jadi  saling menghormati dan mengasihi sesama kita adalah hukum wajib yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Sebagai bukti kita  taat dan mengagungkan “Dia Yang Menjadikan Segalanya Ada”.

“Momen Menggali Suara Hati”. Tentu kita pasti beranggapan bahwa natal bisa dijadikan momen curhatan. Membuka setiap unek unek kita rasakan. Namun  sebenarnya yang saya maksudkan adalah momen dimana seorang mencari tahu  setiap keinginan, kebutuhan, harapan, keluh kesah orang lain (masyarakat)  yang disebabkan oleh kinerja  sistem pemerintah  baik skala lokal maupun nasional. Yang biasa mencari momen seperti itu adalah para politisi politisi busuk negeri ini, yang “sok punya hati saat akan dipilih”.

Tentu kita mengetahui bersama, momen Pemilukada serentak 2018 dan Pilpres 2019 akan  segera diselenggarakan di negeri kita tercinta ini. Menyambut momen Pemilukada serentak dan Pilpres tersebut membuat semua partai politik dan para politisi  negeri berlomba-berlomba untuk menjadi “Sang penguasa” negeri. Baik skala kabupaten, propinsi maupun nasional.

Berbagai cara  dapat dilakukan mereka dalam perebutan kursi pemimpin. Hal ini sah sah saja sebagai manusia harus hidup dengan sebuah kompetisi. Namun sayangnya jika hal tersebut dilakukan dengan cara yang “tidak halal”. Apalagi melibatkan Agama dalam urusan politiknya.

Memang di era ini sudah tidak asing lagi jika agama  dipolitisasi. Sudah banyak bukti soal keterlibatan  dan pengaruh agama dalam urusan politik yang menjadi kunci kemenangan para politisi bangsa. Hal sederhana yang bisa kita jadikan bukti adalah

  1. Pemilihan  gubernur dan wakil DKI Jakarta. Yang mana melibatkan Isu SARA untuk untuk urusan politik. Sehingga nyaris menguncangkan stabilitas, keutuhan dan toleransi antar umat bergama di Indonesia.
  2. pemilihan presiden Amerika Serikat, dimana Donald  Trump yang  dianggap paling kontroversi pun harus tersenyum manis dengan sebuah kemenangan. Kemenangan tersebut didukung dengan janji politiknya yang dilontarkan kepada kaum Kristen  Evangalist  dan Kaum Yahudi yang ada di Amerika Serikat, yang mana jika ia terpilih maka ia akan menuntaskan masalah di Timur Tengah. Ternyata janji tersebut ditepati ketika ia terpilih karena utang politiknya. Donald Trump terpaksa mengambil keputusan sepihak yang menyatakan bahwa kota Yerusalem resmi menjadi Ibu Kota  Israel. Hal ini tentu membuat keresahan dan guncangan hebat bagi dunia terutama bagi kerukunan antar setiap pemeluk agama.

Sangatlah heran bukan? Jika Agama harus dilibatkan dalam urusan pemilihan “Pemimpin Publik” dan lebih konyol lagi ketika  mereka harus menang  dan tersenyum lebar di atas percecokan dan perselisihan  di kalangan rakyat kecil. Ingat! Jangan terus-terus di bodohi oleh politisi busuk yang tak punya hati.

Lalu bagaimana hubungan momen Natal  2017 dengan Pemilukada   2018 dan PILPRES 2019?

Mungkin kita belum sadar bahwa para politisi menyukai momen-momen seperti ini. Karena mereka tahu bahwa momen Natal adalah momen bagi para keluarga untuk berkumpul bersama dan berbagi kedamaian di kampung halaman mereka. Nah di tengah kemeriahan masyarakat terhadap perayaan natal tersebut ,  secara perlahan-lahan mereka masuk dengan urusan dan kepentingan politiknya. Sehingga seolah seolah kita mengggap bahwa ini bentuk sedekah dan amalnya di hari Natal.

Hal tersebut biasanya dilakukan mereka dengan merayakan Natal Bersama baik di lingkungannya maupun di tempat lain, hal lain juga yang biasa lakukan yaitu dengan memberikan sumbangan berupa bahan sembako, uang tunai atau material lain yang membuat kita tertipu dan merasa bahwa mereka sebenarnya “Juru Selamat Yang Ditunggu”.

Ini sesuatu aneh kan? Kenapa di hari Natal banyak orang-orang baik yang datang ya? Padahal disaat kita membutuhkan bantuan yang lebih mendesak dimanakah mereka? Maka dari itu saya menyarankan kepada kita semua “Jangan Ulang-Ulang Kita Tertipu” dengan Modus Ini. Karena mereka Cuma memanfaatkan momen untuk “Menggali Isi Hatimu”. Nah kalau memang benar hal yang dilakukan didasarkan  niat yang tulus,  Lantas kenapa bantuannya dilakukan nanti momen natal atau hari hari menjelang Pemilu? Apakah kita membutuhkan bantuan dan solusi nanti di hari-hari tersebut? Kan tidak juga. Karena hari raya Natal adalah sebuah agenda yang pasti bagi umat kristiani jadi sudah pasti setiap orang menyiapkan yang terbaik sesuai kemampuannya.

Maka dari itu disini saya akan memberikan Tips singkat bagi kita semua yang akan merayakan Natal dan Menyambut Tahun Baru 2018 Nanti.

  • Berwaspadalah dengan orang –orang atau golongan tertentu yang memanfaatkan momen natal dan tahun baru sebagai momen “Konsilidasi Massa” untuk kepentingan dan kampanye politiknya.
  • Jangan sekali-kali kita terburu-buru menjatuhkan pilihan kita pada politisi-politisi  momen tersebut. Karena mereka Cuma memberikan manis sesaat dengan seruan manisnya dan sumbangannya kepada kita. Tetapi ketika mereka terpilih segala yang di janjikan belum tentu direalisasikan.
  • Berhati-hatilah dengan dengan orang orang yang SKSD alias “Sok Kenal Sok Dekat”. Yang memakai embel-embel “Reuni Keluarga”, “Masih Punya hubungan keluarga dan darah”, “Satu Ras dan Suku” ataupun “Agama” untuk urusan politik busuknya. Ya kalau dia menganggap seperti itu kenapa baru muncul di Natal kali ini. Mungkin baru punya waktu kali Ya! wkwkwkwkwkw
  • Jangan cepat –cepat tergiur dengan segala sumbangan dan bantuan di momen seperti ini. Karena jika menerima mereka akan mengganggap bahwa kita adalah bagian dari para pendukung mereka. Dan satu sisi yang lebih penting kita pasti akan terbebani dengan suara hati kita ketika ingin memilih. Karena kita sudah terlanjur menerima berbagai sumbangan yang di anggap sebagai Cost Politik”.
  • Pastikan diri kita menunggu kehadiran pemimpin yang teruji secara kualitasnya yang dibuktikan dengan perilaku kesehariannya dan tindakan-tindakan nyata yang memprioritas kebutuhan dan kesejahteraan rakyat kecil bukan “Pemimpin Momen” yang hadir dengan kemunafikan dan janji-janji manis sesaat lalu hilang dan hadir lagi di saat mendekati Pemilukada.

Semoga  beberapa uraian singkat ini bermanfaat bagi kita semua,  dalam kaitan  menyambut Perayaan Natal  dan Tahun Baru  2018. Akhirnya dari hati yang terdalam saya mengucapakan permohonan maaf jika uraian ini mengganggu dan menyinggung perasaan kita semua. Selamat Menyambut Natal bagi Kita Semua yang Merayakannya. “Damai Kristus Menyertai Kita Semua”. Amin.

Satu Gol CR7 di Ajang Final Piala Dunia Antar Klub Membuat Real Madrid Kembali Berpesta

Sang Mega Bintang Cristiano Ronaldo.  Ya tentu kita semua terkhusus para penggila bola  tidak asing lagi mendengar nama ini. Sang Mega bintang dari klub  raksasa Eropa Eropa Real Madrid   dan sekaligus kapten Timnas Portugal.  Dialah Cristiano Ronaldo  atau yang tren di sebut CR7.

Kebolehan mengolah bola di lapangan bola di lapangan hijau memang tak  perlu diragukan lagi.  Kecepatannya, skill yang tinggi mencetak gol dan tendangan yang keras itulah yang membedakan Ronaldo pemain bintang lainnya di dunia.

Kegemilangannya tersebut membuat Cristiano Ronaldo kembali menyabet Ballon d’Or di tahun  di tahun 2017 sebagai Ballon d’Or kelima yang sebelumnya diterimanya di tahun 2016 setelah sukses membawa Real Madrid Menjadi Juara Champions Eropa dan Timnas Portugal di ajang EURO 2016.

Rekor tersebut diraihnya setelah mengalahkan rivalnya Lionel Messi (Barcelona) dan Neymar Jr  (Paris Saint German). Dengan rekor ini membuat Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai yang meraih  Ballon d’Or terbayak  sepanjang sejaraha (sama-sama peraih 5 . Ballon d’Or). Walaupun umurnya yang sudah menginjak 32 Tahun namun tidak mengurangi  kepopulerannya dan kegemilangannya dalam mengolah si kulit bundar di lapangan hijau.

Hal itu seperti yang terjadi  pada pertandingan Final Ajang Piala Dunia Antar Klub (FIFA Club World Cup ) dini hari (17/12/ 2017). Lagi lagi  nama Cristiano Ronaldo kembali melejit ke Udara dalam pertadingan tersebut. Pertandingan  final ini dilangsungkan di  stadion Zayed Sports City  Abu Dhabi. Pertandingan tersebut ,mempertemukan perwakilan dari kedua benua berbeda. Real Madrid benua Eropa dan Gremio dari Benua Amerika (Amerika Selatan).

 Real Madrid yang maju ke partai puncak setelah mengalakan  Al Jazira wakil Afrika di semifinal. Sedangkan  Gremio melaju ke partai final setelah mengahkan Pacheco Klub asal Meksiko. Pertandingan sengit mulai dipertontonkan kedua kesebelasan sejak tiupan awal wasit dibunyikan.  Real madrid  terlihat mendominasi permainan, namun  Gremio telihat lebih memilih untuk main bertahan. Jual beli serangan  beli serangan  terjadi diantara para pemain tetapi  belum berhasil menjembol kedalam gawang.  Real madrid mencoba mengempur pertahanan  Gremio dengan serangan yang serangan dan tembakan-tembakan yang berbahaya, namum sayang  serangan bertubi-tubi tersebut belum bisa menghasilkan gol.

Gremio nyaris mengungguli terlebih pertandingan semenjak  Casmeiro melakukan pelanggaran di area enam belas , sehingga terpaksa Casmeiro harus menerima hadiah kartu kuning dari sang wasit. Dan Gremio mendapatkan sebuah peluang emas untuk tendangan bebas.  Tendangan  keras yang cukup akurat dan on target dari penendang bernomor punggung 2 Gremio namun masih sedikit   melenceng diatas mistar gawang Kelor Navas (Penjaga Gawang Madrid). Sebelum turun minum Real madrid juga mendapatkan satu tendangan bebas yang di eksekusi oleh Cristiano Ronaldo. Namun tidak membuahkan hasil karena masih melampui mistar gawang Gremio.

Dibabak kedua, kedua keseblasan mulai untuk adu strategi  dalam dalam membobol gawang lawan. Gempuran dan serangan berutubi-bertubi mulai ditunjukan oleh kedua keseblasan. Lagi lagi Real Madrid mengusai pola permainan tersebut. Di Menit ke 52 lagi-lagi Real Madrid di beri hadiah tendangan bebas oleng sang wasit. Alhasil tendangan sukses di eksekusi oleh sang mega Bintang Cristiano Ronaldo. Sebuah tendangan yang  sangat akurat dan keras,  tepat menuju pojok kiri gawang Gremio, sehingga penjangga. gawang Gremio tak mampu menjangkaunya. Skor berubah menjadi 1-0 (Real Madrid vs Gremio).

Serangan dari kedua tim  terus berlangsung sengit baik dari kubu real maupun gremio. Real Madrid berusaha menambah pundi-pundi golnya sedangkan Gremio mencoba merubah strategi serangan untuk mengejar ketertinggalannya. Namun apa daya sampai wasit meniupkan pluit panjang skor masih tetap 1-0 . Real Madrid unggul dalam penguasaan bola yang mana real madrid (ball possesion 65 % ) dan Germio (ball possesion 35 %). Sehingga akhirnya  Real Madrid kembali menjadi juara piala Dunia Antar Klub setelah menjadi juara bertahan di tahun 2016. Kemenangan ini menjadikan Real Madrid menjadi salah satu klub yang memegang tofi terbanyak (sebanyak 3 kali) menyamai rival abadinya barcelona. Kemenangan  tersebut juga menjadikan nama sang mega bintang kembali mengudara setelah menjadi Man Of the Match berkat 1 gol yang di cetaknya. Di momen yang sama Cristiano Ronaldo juga berhasil menyabet penghargaan dan kembali mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak di Ajang Piala Dunia Antar Klub  dengan 7 gol, mengalah rivalnya Lionel Messi yang baru mengemas 5 Gol.

Kemenangan ini juga menjadikan real madrid sebagai klub raksasa Eropa  yang tak tertandingi. Yang mana ketiga piala ini diraih madrid seiring  dengan kejuaraan di liga Champions Eropa  (Champions Cup) tiga tahun yang sama yakni tahun 2014, tahun 2016 dan tahun 2017

Disamping penghargaan- penghargaan lain yang diperolehnya. Kesuksesan ini juga bisa diperoleh real madrid bukan seamata karena kehebatan Cristiano Ronaldo dan para pemain bintang lainya di madrid. Tetapi semuanya berkat kehebatan dan kejeniusan seorang pelatih  Zinedine Zidane  yaang berhasil membawa madrid menjadi tim raksasa  yang sangat disegani baik di benua Eropa maupun dunia. Semoga Real Madrid tetap mempertahankan semua prestasinya dan bisa selalu mempertontonkan permainaan yang aktraktif bagi seluruh penggila bola dan fans-fansnya. Buat para Madrista selamat  Berhappy Ria dan merayakan kesuksesan tim kesayangannya..

Happy Sunday

(Peter Djawa)

 

 

 

Kontroversial Donald Trump Merusak Kedamaian Natal 2017

Perayaan Natal ini adalah suatu momen yang dinantikan-natikan oleh seluruh umat kristiani di seluruh dunia setiap tahunnya. Hal ini karena disamping perayaan natal dijadikan sebagai simbol kegembiraan dan sukacita  dalam menyambut lahirnya Sang Juru Selamat juga disebabkan karena hari raya natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember, yang mana tinggal seminggu lagi seluruh umat manusia akan melepaskan tahun yang lama dan menyambut Tahun yang baru.

Ibarat sebuah keluarga yang menunggu kelahiran anaknya, maka dalam menyambut Natal seluruh umat kristiani sudah pasti menyiapkan segala macam perlengkapan atau atribut  natal seperti pohon natal, lilin natal, santa claus, dan kado natal yang akan ditukar satu dengan lain. Namun sukacita natal sebenarnya  bukan soal seberapa banyak atribut yang harus dipersiapkan tetapi yang terpenting adalah Kedamaian

Kedamaian yang dimaksudkan adalah hati yang damai, hati yang memaafkan, dan hati yang mau menerima satu dengan yang lainnya. Karena percuma jika natal dirayakan semegah mungkin namun dibalik itu hati kita masih menyimpan kebencian , masih ada  permusuhan, perselisihan, percecokan, pertengkaran dan peperangan yang tak kunjung usai.

Hal itu seperti yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina dan Israel. Peperangan terus terjadii untuk satu  nama dan tujuan yaitu merebut dan mengusai “Kota Suci”. Sucikah mereka jika punya kota suci? jika iya lalu bagaimana nasib  manusia dibelahan bumi yang tidak punya kota suci? Apakah mereka layak di sebut orang yang tidak suci atau berdosa? Tentu hal ini akan menjadi perdebatan panjang bagi manusia di muka bumi. Karena mungkin pandangan kita sudah dibedakan oleh agama yang kita anut. Namun sedikit cuma orang yang berpikir bahwa yang kita sembah adalah “Satu”. “Dialah Menjadikan segalanya Ada” yang sering kita sebut Tuhan. Namun konsep ini tak mampu membendung ego manusia dan saudara saudara kita di Israel dan Palestina. Karena peperangan akan terus terjadi dan mungkin  hampir basi  di telinga kita. Jadi tak mungkin masalah ini bisa punya solusi tepat dan pasti. Tetapi mungkin manusia  tunggu Tuhan  hadir dan menyelesaikan kali ya..heheheheeh

_99102223_9b545e00-ab84-4d95-9939-fd9cda9f1a65

Masalah  ini menjadi rumit dan ribet  ketika presiden Amerika Serikat (Donal Trump) secara resmi mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan ini dianggap tidak tepat oleh berbagai negara di dunia. Karena Donald Trump bukan merujuk kearah perdamaian dunia malah memicu ketegangan yang lebih hebat di wilayah Timur Tengah.

donald-trump-nih2_20171208_155927

Amerika Serikat menggunakan hak otoritasnya di Dewan Keamanan PBB untuk memutuskan secara sepihak  bahwa Yerusalem resmi jadi ibu kota Israel. Hal ini diperparah lagi dengan keputusan Trump yang memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Tentu ini seperti membuang api kedalam bensin bukan? Ya tentu Donald Trump merasa puas dengan keputusan karena sudah memenuhi janji politiknya kepada kalangan yahudi di Amerika Serikat. Disatu sisi Trump menggangap bahwa dia Tuhan bagi bangsa Israel karena sudah merebut Yesusalem menjadi milik Israel seutuhnya. Lalu bagaimana nasib saudara-saudara kita di Palestina dan Israel yang tak bersalah yang menjadi korban perang? Pasti mereka akan sangat menderita diatas kekejaman politisi-politisi busuk dunia yang lebih mementingkan kekuasaan, ego, serta janji politik daripada sisi kemanusiaan.

Apakah umat kristen merasa diuntungkan dengan keputusan Trump Tentu tidak., karena menguntungkan hanya untuk orang atau kaum tertentu yang mengimani dan meyakini sesuatu dari sisi piciknya sehingga radikalisme akan selalu terbawa-terbawa. Bukti dari ketidaksepakan itu seperti yang di ungkapkan Paus Fransiskus bahwa “Yerusalem adalah kota suci dari 3 Agama (Agama Yahudi, Kristen, Muslim) dan harus dijaga”. Lebih lanjut lagi Paus Fransiskus menegaskan soal rasa keprihatinannya akan tindakan presiden AS tersebut.

“Saya tidak dapat tetap diam mengenai keprihatinan mendalam saya terhadap situasi yang telah berkembang dalam beberapa hari ini. Pada saat yang sama, saya ingin melakukan seruan sepenuh hati untuk memastikan bahwa setiap orang berkomitmen untuk menghormati status quo kota, sesuai dengan resolusi yang relevan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa” kata  Paus Fransiskus.

Selain itu keputusan Trump juga mendapatkan protes dari 13 pemimpin gereja-gereja di Yerusalem melalui sebuah surat yang berisi permohonan agar Trump membatalkan rencananya karena menghasilkan peningkatan kebencian, konflik, kekerasan, dan penderitaan di Yerusalem. berikut cuplikan isi surat tersebut,

“Kami meminta Anda, Tuan Presiden, untuk membantu kita semua berjalan menuju lebih banyak cinta dan kedamaian yang pasti, yang tidak dapat dicapai tanpa Yerusalem diperuntukkan bagi semua orang,” Lebih lanjut mereka menyatakan permohonan serius agar AS tetap mengakui status internasional Yerusalem (bukan sebagai ibukota Israel). 

Jadi keputusan kontroversial Trump benar sangat disesalkan oleh semua elemen masyarakat.  Bukan hanya umat muslim yang ada di Palestina  dan wilayah Arab namun juga di sesalkan oleh umat kristiani (Katholik dan Protestan) dari berbagai daerah. Kecaman dan aksi protes tersebut bukan atas dasar Agama apa yang di anutnya namun yang terpenting adalah mereka melihat sisi kemanusiaannnya. Karena jika hal dibiarkan oleh seluruh dunia akan menimbulkan peperangan besar dunia jika mengadopsi isu Agama.

Namun yang lebih memprihatinkan adalah nasib saudara-saudara kita yang berada Yerusalem, karena kekeluargaan dan toleransi yang mereka bangun bertahun-tahun akhirnya dirusak oleh keputusan yang sepihak dari Donal Trump.

Lalu apa hubungannya keputusan kontroversi Donal Trump  dengan Makna Natal?

Ya tentu keputusan ini akan berpengaruh besar terhadap suasana Natal Dunia. Natal yang seharusnya menjadi momen penantian panjang umat Kristiani dalam setahun dan momen berbagi kasih umat dengan sesamanya baik seagama maupun yang berbeda seakan berbalik makna bagi umat kristiani di tahun ini. Yang lebih parah lagi keputusan ini dilontarkan Trump di masa Adven, masa di mana dimana umat Kristiani dunia memperpersiapkan hati dan batin dalam menyambut  “MESIAS” yang di yakininya sebagai “Sang Juru Selamat”.

Beberapa bukti bahwa keputusan Trump di kategorikan sebagai perusak  Makna Natal di Tahun 2017?

Pertama, ketika  merujuk ke kota Yerusalem, disana hidup  3 Suku dan Agama Besar seperti Muslim, Kristen, dan Yahudi. Keputusan ini tentu akan mengganggu stabilitas,  dan kerukunan antar pemeluk Agama di Kota tersebut. Dimana makna Natal tahun 2017  akan berubah menjadi “Natal  Kelabu” bagi masyarakat setempat.

Kedua, keputusan  ini akan  memicu konflik besaran di daerah Yerusalem dan dunia jika masyarakat menjadikan ini sebagai isu Perang Agama. Maka hal ini akan menjadi memprovokasi dunia untuk berperang, dan saling membunuh satu dengan yang lainnya karena memakai label Agama dalam menanggapinya. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan makna Natal yang sesungguhnya.

Ketiga, keputusan ini seakan memancing manusia untuk saling menindas satu dengan dengan yang lainnya. Dimana akan terjadi pertarungan antara yang kuat dan  yang lemah. Sehingga nilai Kemanusiaan menjadi tidak berarti bagi orang-orang atau kaum tertentu yang merasa dirinya penguasa para kaum lemah. Hal ini secara otomatis bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya oleh setiap pemeluk agama. Tidak hanya merubah makna Natal tetapi juga merubah makna ajaran agama bagi orang-orang yang terprovokasi.

Namun bagaimana jika korban dari peperangan tersebut adalah orang –orang yang tak bersalah yang bukan pelaku perang. Ini kan sangat disayangkan. Karena setiap orang  tentu memilih mendingan menjadi seorang Atheis dari pada harus menjadi korban dari kekejaman manusia. Kita semua tentu berharap bahwa Donal Trump sadar akan keputusan konyolnya. Dan semoga Dunia   menanggapinya dengan akal yang sehat dan berpandangan bahwa ini BUKAN PERANG AGAMA tetapi murni POLITIK  DUNIA  yang diperankan oleh Amerika Serikat.  Hal yang terpenting adalah mari-mari sesama mendoakan untuk perdamaian dunia, bukan hanya untuk Yerusalem tetapi untuk berbagai permasalahan dunia yang memicu pertentangan manusia dan pemeluk agama satu dengan yang lainnya. Dan Akhirnya semoga masalah ini tidak terbawa-terbawa sampai ke negara kita tercinta ini. Demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan RepubIik Indonesia yang  berlandaskan PANCASILA. Semoga

(Peter Djawa)

Haruskah MENDIKBUD RI Meminta Maaf Kepada Publik NTT?

IMG_20171209_155623

Publik NTT dihebohkan dengan pernyataan menteri pendidikan dan kebubayaan RI (Muhadjir Effendy), tanggal 4 Desember 2017 yang termuat di Jawa Pos. pernyataan tersebut kian menjadi viral bagi seluruh masyarakat NTT baik di kalangan aktifis, jurnalis, para guru, pemerintah maupun para siswa dan mahasiswa asal NTT dimanapun mereka berada. Masyarakat NTT merasa sedih dan kesal dengan pernyataan seorang petinggi negeri yang mana menjabat sebagai MENDIKBUD RI. Pernyatan tersebut menghadirkan luka yang mendalam bagi masyarakat NTT. bagaimana tidak? Propinsi NTT di tuding seolah-seolah menjadi biang kerok dari kualitas pendidikan Indonesia yang mendapatkan peringkat paling bawah dunia. Berikut kutipan pernyataan menteri pendidikan dan kebudayaan tanggal 4 Desember 2017 “Saya khawatir yang dijadikan sampel Indonesia adalah siswa-siswa dari NTT semua” Ucap Muhadjir Effendy”.

Pernyataan tersebut dilontarkannya lantaran ia melihat laporan Program for International Students Assesement (PISA) saat pertemuan di UNESCO, November 2017. Berdasarkan hasil survey  PISA menyebutkan kualitas pendidikan RI masuk ranking paling bawah.

Pernyataan ini menjadi kecaman keras bagi masyarakat NTT karena mereka menilai bahwa seorang Muhadjir Effendy tidak bisa menjaga tutur katanya sebagai seorang menteri pendidikan dan kebudayaan. NTT dijadikan kambing hitam dalam penurunan kualitas pendidikan RI.

Aksi protes tersebut dilayangkan dari berbagai daerah tempat orang NTT berada. Seperti yang terjadi di Bali,Puluhan wartawan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Komunitas Pena NTT meminta MENDIKBUD untuk mengklarifikasi penyataan tersebut. Mereka mengganggap pak menteri tidak bertanggung jawab sebagai seorang menteri pendidikan dan mendiskriminasikan pendidikan di NTT. Sehingga mereka meminta kepada presiden Jokowi untuk segera mencopot jabatan yang diembannya.

IMG_20171209_160453

Pernyataan tersebut juga mendapat respon dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Rabu (6/12/2017). Lisapaly menyesalkan pernyataan tersebut, karena ia menganggap pak menteri yang paling bertanggungjawab terhadap masalah pendidikan di Indonesia

 “Kita sesalkan pernyataan ini. Kalau memang pendidikan di NTT dinilai buruk oleh beliau, maka yang bertanggungjawab terhadap pendidikan justru beliau sebagai menteri, dan  terkait masalah kualitas pendidikan di NTT merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten” ungkap Lisapaly.

Selain  protes yang dilangsungkan  melalui demontrasi, aksi protes juga dilakukan di media social. Orang-orang  yang mengaku dirinya sebagai orang NTT merasa sangat terpukul dengan pernyataan tersebut. Kenapa harus NTT yang dijadikan tolok ukur? Padahal NTT Cuma satu bagian dari berbagai propinsi di Indonesia.

 Namun di balik pernyaatan diskriminatif tersebut Apakah kita sebagai orang NTT harus menyalahkan Pak Menteri? Dan haruskah Pak Menteri meminta maaf atas pernyaatannya?

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut saya mengajak kita untuk lebih bijak dalam melihatnya. Dalam artian dari sisi negatif dan positifnya.

Dari sisi negatif, Pernyataan  Pak Muhadjir Effendy dianggap keliru dan tidak bertanggung jawab jika pernyaataan tersebut dimaksudkan mendiskriminasikan kualitas pendidikan di NTT dengan daerah lain di Indonesia  dan juga mengganggap NTT sebagai pemicu menurunnya kualitas di Indonesia tanpa di dukung dengan rujukan yang jelas atau data yang valid.namun bagaimana jika sampel yang dijadikan tolok ukur pendidikan Indonesia adalah NTT? Dan survey itu benar-benar dilakukan oleh PISA?

Makanya disini saya mengajak kita semua untuk melihat secara positif yang mana pertama,kita harus berpikir bahwa pak menteri tidak  mungkin  segampang itu mengucapkannya tanpa ada data. Yang harus di ingat di belakang pak menteri banyak staf ahli, para professor doctor, ilmuwan dan peneliti- peneliti handal yang pintar dalam menganalisis. Jadi pak menteri tidak mungkin seenaknya berbicara dalam kapasitasnya sebagai menteri.

Kedua, jika pernyataan tersebut dilontarkan karena atas dasar iseng-isengan pak menteri, kita jangan menganggap bahwa itu hinaan untuk masyarakat NTT melainkan itu adalah motivasi untuk pemerintah, guru, dan masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatan kualitas pendidikan di NTT.

Ketiga, sebagai orang NTT yang bijak sebaiknya kita tak perlu meresponnya terlalu berlebihan tetapi mari kita introspeksi diri dengan kualitas yang kita punya. Semakin banyak kita merespon semakin banyak hal yang akan kita lupa untuk merubahnya.

Keempat, ketika kita mengartikan pernyataan tersebut sebagai sebuah diskriminasi atau kesimpulan bahwa orang NTT semua bodoh menurut pak menteri, berarti kita sudah keliru dan salah dalam menafsirkan maksud tersebut. Karena pak menteri hanya mengatakan rasa kwatirnya jika yang dijadikan sampel itu NTT. Hal ini karena berdasarkan fakta bahwa NTT dalam tujuh tahun terakhir memiliki angka kemiskinan tinggi dan kualitas pendidikan rendah. Bahkan NTT nyaris menjadi juru kunci dalam hal Indeks Pembangunan Manusia.

Kelima, ketika kita mengatakan bahwa pak menteri sedang menelajangi diri sendiri saat mengatakan mutu pendidikan NTT rendah berarti kita belum sepenuhnya memahami prinsip otonomi daerah. Memang benar jika mendikbud adalah penanggung jawab utama, namun untuk tingkat propinsi dan kabupaten, kewenangannnya ada ditangan Pemerintah propinsi dan daerah.

Seharusnya yang kita evaluasi adalah kinerja pemerintah daerah dan propinsi, kenapa hal ini bisa terjadi selama beberapa tahun belakangan ini? Kenapa dengan sarana prasarana pendidikan NTT yang begitu memprihatinkan? apa memang tidak ada dana untuk itu, atau dana digunakan untuk kepentingan lain, orang atau golongan tertentu? Bicara soal pemerataan pembangunan dan pelayanan, saya pikir pemerintah pusat sudah berusaha melakukannya walaupun belum maksimal sepenuhnya. Hal itu seperti program SM3T,pemberian beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kepada mahasiwa Timur, dan program lainnya.

Jadi pantaskah kita menyalahkan pemerintah pusat jika mutu pendidikan NTT rendah dan haruskah MENDIKBUD meminta maaf atas pernyataannya tangga 4 Desember 2017? Menurut saya tidak perlu. Tetapi mari kita Introspeksi diri, benahi system kita, dan tingkatkan kinerja kita demi menuju NTT lebih baik kedepan.karena itu lebih bermanfaat daripada cuma beretorika.

(Peter Djawa)